Prosa Kinan
Menjadi Titik
Maret 02, 2018
Ada kalanya koma memang sangat
diperlukan untuk menyambung sesuatu yang telah berhenti sejenak. Ada kalanya,
tanda tanya harus dilontarkan untuk memperjelas apapun yang tersimpan di dada.
Ada kalanya juga tanda seru harus diucapkan, untuk mempertegas sesuatu yang tak
pernah memiliki kejelasan. Namun, pada akhirnya kita hanya membutuhkan titik,
untuk menjadi tempat tujuan dari lelahnya mencari, dari lelahnya berlari,
bahkan dari lelahnya membangun harapan-harapan sendiri.
Kita adalah orang asing yang
bertemu di tempat asing dengan sejuta tanda tanya, kemudian menjadi koma-koma
yang terhenti lalu dilanjutkan kembali. Keasingan memberikan aku banyak arti,
bahwa pertemuan dan perpisahan selalu harus terjadi. Namun, bisakah menjadi
titik untukku? Pertanyaan ini sederhana, namun memiliki jawaban yang harus kau
pikirkan berulang kali.
Benar, memang tidak mudah menjadi titik untukku,
tidak mudah menjadi alasan aku untuk berhenti dan tidak akan pernah mudah
menjadi tempat istirahat dari lelahnya mencari.
Aku suka menjadi titik. Alasannya
sangat sederhana, aku bisa menghentikan ratusan bahkan ribuan kelelahan yang
tersimpan dalam beban-beban dirimu. Aku juga bisa menghentikan langkahmu, saat
kau memutuskan untuk melangkah lagi. Tapi, perihal titik, aku juga belum menjadi
itu, sebab aku masih menjadi koma untuk diriku sendiri.
Pada koma-koma yang terlewati, aku
meninggalkan jejak pada tepian tempat yang harus kau singgahi. Kau harus
mencari, benar apakah masih ada aku, atau hanya ada kisah asing yang tertumpuk
pada koma-koma itu. Silahkan kau lewati terus koma itu, hingga nanti kau
temukan titik dan aku di sana. Temukanlah titik pada diriku, titik yang berada
pada tempat asing yang kini telah berubah menjadi nyaman. Gapailah jemari dan
genggam erat tanganku saat kau menemukan titik itu. Berjalanlah tepat sejajar
denganku, tak lambat agar tertinggal dan tak perlu cepat agar dikejar.
Berjalanlah perlahan melewati koma-koma yang telah aku ciptakan, berjalanlah
pelan agar kau tak kelelahan. Temukan tempat berisi ceritaku, tempat berisi
rasa-rasaku, tempat berisi ribuan rindu yang tersusun rapi. Tempat itulah yang
nantinya menjadi titik untuk berhenti dan tak mencari lagi.
-Kinan-
0 komentar