Cerita Gagal Di Semarak 23

Sepertinya aku harus rajin-rajin menulis di diary digital ini. Untuk mengasah kerajinan menulisku. Aku sedih ketika aura malas menghampiri...

Sepertinya aku harus rajin-rajin menulis di diary digital ini. Untuk mengasah kerajinan menulisku. Aku sedih ketika aura malas menghampiriku. Untuk pegang HP dan mencet keyboard aja malasnya minta ampun.

21 Desember 2016 kemarin, organisasi yang aku ikuti berulang tahun ke-23. Usia yang tidak muda lagi.
Untuk memeriahkan ulang tahun Lpm Gagasan. Kami mengadakan acara di Islamic Center (IC) UIN Suska Riau.

Aku termasuk panitia HID. Sebenarnya aku nggak paham juga, ini kerjaan siapa sih kenapa aku di masukkan ke bagian tersebut.
Sebagai HID, tugasnya banyak banget. Bahkan aku sempat putus asa karena kenyataan tidak sesuai Ekspetasi.

Setelah pembentukan panitia beberapa hari, aku membuat list sponsor, list SMA/SMK/MA Se-Pekanbaru, list Universitas di Pekanbaru, list Lembaga Pers Mahasiswa (LMP) Pekanbaru, list pengisi stand, list komunitas, list UKK/UKM di UIN, dan masih banyak lagi. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan apa yang menjadi tanggung jawabku, walau semuanya tidak sesuai kenyataan.
Aku juga nyebarin undangan keliling pekanbaru, ini mempertaruhkan nyawa karena ngejar waktu. Aku sampai nggak lupa waktu mobil pick-up laju di depan motor yang aku bawa dan saat itu aku tutup mata karena merasa takut. Tangan sampai merah dan menggigil karena capek.

Walau statusku saat itu sebagai panitia HID, aku ngerangkap juga ke dekorasi, ke lomba, ke mana aja deh. Selagi aku bisa bantu, aku akan bantu tanpa kecuali-kecuali. Walaupun minimnya sebuah kata 'Menghargai'

Waktu H-2 dan mulai dekorasi gedung IC, aku nggak sampai selesai bantu-bantu panitia yang lain. Aku sempat tersinggung sama salah satu panitia. Sifat pekaan dan perasa ini membuat aku nggak nyaman, tapi aku harus bersyukur bahwa ini adalah anugrah Tuhan.
Aku pulang duluan dan nangis dalam perjalan pulang. Selalu begini, kalau sudah nyesek dan nggak bisa apa-apa biasanya aku langsung nangis. Waktu itu aku pulang naik trans metro, sampai kondektur trans metro nanyain kenapa aku nangis.

Waktu hari puncaknya, aku ada jadwal kuliah pagi. Acara dimulai pukul 09.00 tapi aku masih sibuk kesana-kesini menghubungi peserta yang mengikuti lomba untuk hadir ke IC. Karena ada acara Talk Show nya. Sebagai HID aku merasa malu sama panitia apalagi ketua panitia karena pesertanya waktu itu tidak seperti ekspetasi.
Teman-teman di kelas pada sms nanyain aku dimana dan kenapa nggak masuk. Terakhir aku baca sms dari temanku,
"Kinan, ada tugas loh untuk UTS Psikologi umum. Kemana aja? Gak mau masuk?"
Badanku langsung lemas pas baca sms itu, mau nangis nggak bisa karena malu sama panitia yang lain. Akhirnya aku coba bawa biasa-biasa aja walau dalam keadaan nggak mood banget. Aku sedih ninggalin tugas kuliah, karena dalam sejarah hidupku, aku nggak pernah ninggalin yang namanya tugas. Pasti aku kerjakan walau akhirnya nggak di nilai. (setidaknya aku berjuang).
Siangnya aku langsung kabur dari IC setelah makan siang sama panitia. Aku langsung kabur ke kelas buat masuk kuliah. Pas lagi belajar di kelas, aku coba buat nelpon dosen yang sebagai moderator, tapi aku dapat jawaban pedas. Nah, pas balik lagi ke IC, aku lihat wajah-wajah panitia pada nggak mood semua.
Dari Kak Muti, Desi, bang Arif, Bang Danil dll semuanya nggak mood. Aku nggak mau nanya karena takut mereka marah. Aku juga malu sama Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (Pekanbaru), Bang Ojik, btw katanya pas bang Ojik lagi mulai Talk Show di potong sama yang mau nyanyi. Walau bang Ojik nggak kenal sama aku, seengaknya aku malu, lebih tepatnya aku segan. Aku diam dan beli ice cream buat ngembalikan mood aku yang udah rusak dari pagi.
(Nb: walau udah habis makan ice cream dua, tetap aja ga bagus mood aku)
Sorenya pas pengumuman lomba aku duduk ngumpul sama panitia yang lain. Sumpah ini nyesek banget, sebelum ikut gabung duduk, ada salah satu panitia yang kasarin aku. Omg, padahal aku nanya baik-baik. Fix mood aku rusak lagi, tapi bukan mood lebih tepatnya aku sakit hati. Aku coba bawa happy tetap aja pengen nangis. Akhirnya aku cerita-cerita soal cowok, soal pacaran sama bang Arul buat balikin mood aku. Tapi tetap nggak bisa.

Selesai pengumuman, dan semua panitia foto-foto. Aku dibentak juga sama salah satu panitia. Ya Ampunnnn, padahal dari tadi berusaha nahan air mata biar nggak jatuh, tambah dibentak-bentak nggak jelas. Air mata udah berlinang di pelupuk mata. Selesai foto-foto aku langsung kabur ke tangga IC, Duduk di samping kak Ika dan kak Nafi sampai kak Muti dan bang Hafiz datang dan ikut duduk. Suasana hati yang hancur berantakan tadi berusaha aku buat biasa-biasa aja. Akhirnya nggak bisa.
Lalu aku memutuskan untuk pergi ke Sekre dan langsung kemas-kemas buat pulang. Asli pas masuk dalam trans metro aku langsung nangis. Semua penumpang di dalam trans metro heran lihat aku. Mirip banget seperti perempuan di putuskan pacar nya. Sampai di rumah aku langsung nangis sejadi-jadinya, sumpah! Sakit banget pokoknya.

Ini bukan pertama kali aku berorganisasi. Ini bukan pertama kali aku mempelajari watak setiap orang. Tapi baru pertama kali nya aku di kasarin dan di bentak-bentak.

Sebagai panitia HID, Aku juga merasa gagal. Sungguh aku benar-benar merasa belum baik menjalankan tugas sebagai HID.
Jika Tuhan masih memberikan waktu di tahun berikutnya. Aku berharap bisa jadi HID lagi untuk menebus kegagalan di tahun ini. Aku harus mencoba lagi, pasti ada yang salah kemarin. Hasil pasti tidak akan mengkhianati Proses.

Dan terima kasih untuk kakak-kakak dan abang-abang Gagasan yang sudah memberikan kepercayaan padaku.
Aku harap kalian bisa memaklumi sikap aneh ku ini. Sikap alien ini sudah ada sejak aku berada di dunia. Aku cuma berharap kalian tidak akan meninggalkan aku di saat sebuah keterpurukan besar menghampiriku.

You Might Also Like

0 komentar