Masa Depan Itu Nggak Seram, Ujian Hidup Itu Pasti. Tapi Mimpi Harus Diraih.

           Mimpi itu seperti harapan, nggak mungkin ada orang yang nggak pernah punya mimpi walau sekali saja. Dulu ketika aku beranjak de...


           Mimpi itu seperti harapan, nggak mungkin ada orang yang nggak pernah punya mimpi walau sekali saja. Dulu ketika aku beranjak dewasa, aku sering sekali mendengar orang dewasa berkata “Jangan terlalu tinggi bermimpi, nanti kalau nggak kecapai sakit waktu jatuhnya” sejujurnya aku sama sekali tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh orang dewasa. Kenapa? Karena dengan adanya keinginan untuk bermimpi lebih tinggi, itu akan memacu mindset atau alam bawah sadar kita untuk segera mewujudkan nya. And nggak mungkin dong Tuhan nggak membantu kita untuk menggapai mimpi kita.
            Tanpa kita sadari alam bawah sadar kita memimpikan untuk menjadi orang sukses, benar bukan? Tetapi untuk mencapai mimpi itu banyak sekali proses tahap demi tahap yang kita lewati. Tanpa kita ketahui, kita sudah berhasil melewati tahap pertama, yaitu lulus dari Sekolah Dasar dan memiliki ijazah, kita juga sudah berhasil melewati tahap kedua lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan juga memiliki ijazah, dan kita juga sudah berhasil melewati tahap ketiga lulus dari SMA juga memiliki ijazah. (Btw buat adik-adik yang masih dalam perjalan sukses ditahap pertama, kedua, dan ketiga terus semangat yaaaaaaaaaa! Jangan peranh merasa putus asa. Because happy ending come in life) J tapi hingga hari ini, sampai ketika aku menulis artikel ini, aku selalu mendengar banyak orang yang berkata “Aku mau sukses dulu” padahal umurnya udah 20 tahun lebih. Emang apa sih defenisi sukses yang benar ?
-         punya uang banyak ?
-         punya mobil lima ?
-         punya rumah bagus ?
-         punya pekerjaan yang mantap ?
-         punya saham yang banyak ?
-         punya istri / suami yang cakep ?
-         punya apa hayoooooo ?
aku sama sekali nggak ngerti sama Defenisi sukses.

            Apapun itu defenisi sebuah “SUKSES” Cobalah untuk selalu bermimpi, bukan mimpi ketika kamu tidur. Itu sama sekali bukan lelucon yang baik.
            Tepat ditahun 2013, saat pertama kali aku duduk dibangku SMK, aku pernah bermimpi untuk bisa memakai almameter UI (Universitas Indonesia) dan menjadi salah satu mahasiswa disana, kemudian aku bermimpi lagi untuk bisa masuk di UGM (Universitas Gadjah Mada), dan satu lagi mimpi kecilku, aku ingin menjadi bagian dari masyarakat ITB (Institut Teknologi Bandung). Mungkin kalian nggak akan percaya dengan ceritaku, tapi inilah aku. Seorang perempuan biasa yang selalu punya mimpi besar didalam pikirannya. Intinya aku ingin kuliah.
            Ditahun berikutnya saat aku duduk dikelas 11 SMK, aku turunkan tingkat mimpiku, aku mulai hapuskan mimpi-mimpi besarku karena mengingat ekonomi ayah dan ibuku. Aku mulai mencari informasi tentang Universitas yang agamis, mengingat aku adalah seorang muslim. Namun ketika aku turunkan tingkat mimpiku, aku terus saja mencari informasi tentang Universitas Islam yang berada di Jakarta. Lama mencari akhirnya aku dapat infotmasi tentang sebuah kampus yang bernama Universitas Yarsi (cari di google nanti ketemu kok). Sebuah alasan kecil kenapa aku tetap ingin di Jakarta, aku berfikir disana banyak orang-orang sukses, dan aku sendiri ingin menjadi penulis sukses seperti hobby ku.
Namun mimpi itu pun kembali harus aku hapuskan, karena aku sadar kehidupan di Jakarta berbeda jauh dengan dikotaku (Dumai-Riau).
Setelah beberapa bulan kemudian, seorang teman dekatku yang berada dikota Bandung menanyakan tentang mimpiku itu.
            “Nanti kuliah dimana kin ?“
            “Dipekanbaru, InsyaAllah”
            “Dimana?”
            “Di Uin Suska”
            “Mau ambil apa?”
            “InsyaAllah Ilmu Komunikasi”
Begitulah kira-kira percakapanku dengan temanku. Sejujurnya dari hatiku yang paling dalam, aku masih menginginkan Jakarta menjadi tempatku untuk kuliah, aku masih ingin menjadi mahasiswa di kota Jakarta. Sementara jawaban tentang Uin Suska Pekanbaru hanya ku jawab asal-asalan, karena rasa dilemaku yang aku sendiri tidak tahu bagaimana akan berakhir. Aku sendiri juga tidak tahu apa itu Ilmu Komunikasi, hehe ini lucu sekali. Pertama kali aku tahu Jurusan Ilmu Komunikasi dari seorang laki-laki yang ku taksir, dia mahasiswa di Uin Suska jurusan Ilmu Komunikasi, aku suka ketika aku melihat aktifitasnya sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi. Sejak saat itulah aku terinspirasi untuk memacari jurusan Ilmu Komunikasi (btw ini cerita asal mula aku tahu tentang jurusan ilmu komunikasi, kalau tentang taksir mahasiswa itu udah enggak lagi).
            Saat aku sudah duduk dikelas 12 SMK, aku mulai sangat dilemma dengan pilihan yang aku sendiri nggak tahu akan kemana. Disatu sisi kedua orang tua yang usahanya bangkrut membuat aku harus mengubur dalam-dalam mimpi menjadi seorang Mahasiswa. Bagaimana mungkin aku bisa menjadi mahasiswa, apalagi kuliah di Jakarta, itu sama sekali mimpi yang terlalu tinggi yang berada didalam pikiranku. Ada sebuah keinginan untuk bekerja dulu setelah lulus sekolah, namun impian tentang kuliah masih memanggil dalam hatiku. Dalam keadaan dilema, diam-diam aku mencari informasi tentang Universitas Yarsi – Jakarta, Universitas Multimedia Jakarta, Universitas Negri Jakarta, diam-diam aku juga mencari info tentang kost di Jakarta, lucu bukan? Kenyataannya aku sadar bahwa aku tidak akan pernah bisa untuk kuliah saat itu. Jujur saja, setiap malam sebelum tidur aku selalu gelisah tentang hidup yang akan aku jalani selanjutnya, aku selalu suka menangis didepan cermin.
            Saat itu sahabatku Aldo mengajak ku untuk test SNMPTN, Sebenarnya itu adalah kesempatan untuk kuliah, tetapi karena dilema yang terlalu berkepanjangan, aku akhirnya ikut test itu dalam keadaan iseng. Semua data dan syarat sudah kulengkapi. Saat itu ada dua Perguruan Tinggi yang harus diisi, aku ingat sekali Pak Padri guru produktif dikelasku saat itu mengatakan “Isi salah satunya universitas di Riau dan satunya lagi diluar provinsi” saat itu aku mengisi UNRI dan UIN SUSKA RIAU, dimana univeristas tersebut berada di Riau dua-duanya, lalu jurusan yang kupilih saat itu Ilmu Komunikasi dan Teknik Informatika. Hingga akhirnya saat itu tanggal 9 Mei 2016 Pukul 13.00 WIB, Pengumuman hasil test SNMPTN diumumkan di webnya. Aku ingat sekali saat aku pertama kali membaca hasil pengumuman SNMPTN tersebut, aku terpaku membaca sebuah kalimat “Selamat Anda dinyatakan Lulus di Perguruan Tinggi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Jurusan Ilmu Komunikasi” lama sekali aku membaca tulisan itu hingga akhirnya sahabat-sahabatku mulai menghubungiku dan mengatakan “Selamat Kin” Terima kasih untuk kalian semua.

            Jangan pernah takut untuk melangkah ketujuan yang kamu tahu kamu akan menjadi apa, jangan pernah takut untuk memilih sesuatu yang kamu tahu itu akan menjadi sebuah keahlian untuk kamu sendiri. Jangan pernah takut untuk memulai sesuatu yang terbaik bagi dirimu sendiri. Karena disetiap proses sebuah pencapaian selalu ada campur tangan Tuhan yang terkadang kita sendiri tidak mengerti. Jangan pernah mengeluh, karena Tuhan tak akan pernah biarkan kamu terlalu lama merasakan masalah tanpa akhir yang bahagia.

Terus semangat !

You Might Also Like

2 komentar