Kinan Story
Kutitip Bahagiaku
April 05, 2017
Mentari pagi terus sama dengan kemarin, esok dan seterusnya. Yang berubah hanya rasaku, perasaanku pada hal-hal indah yang kupilih.
Rasanya aku melihat sosok aneh. Sosok yang menawan dengan matanya yang liar dan wajah kakunya yang tampan. Kau tahu, saat itu sekujur tubuhku hanya bergetar hebat tak mampu bergerak. Bibirku berusaha tersenyum dengan kepura-puraan untuk mengarahkan matamu agar melihatku.
Kepada kamu, bolehkah kutitip rasa bahagia ini. Bahagia yang sejatinya bisa di rasakan oleh semua orang. Bahagia yang tak berarti bagimu, bagi mereka, namun sangat berarti bagiku.
Bolehkah aku menitipkan rasa bahagia ini. Walau aku tahu, permintaanku ini bukanlah permintaan manusia yang waras. Namun bagiku, dengan menitipkan bahagiaku padamu, aku bisa sedikit tenang dengan harapan-harapan kecil yang nanti akan berujung nyata atau akan terbang dibawa oleh angan.
Tolong jaga bahagiaku.
Agar aku bisa tenang berjalan menuju tujuanku.
Agar aku bisa lebih fokus pada hal-hal yang seharusnya sudah dapat kugapai.
Dengan kuletakkan bahagiaku padamu, aku bisa sedikit lupa dengan usaha apa yang sudah ku perjuangkan hingga aku bisa meraih bahagia sebesar ini.
Agar aku bisa mencari bahagia-bahagia yang lain, yang nantinya akan kujadikan cadangan saat kamu tak sanggup menjaga bahagia yang telah kutitipkan.
Tidak, aku tak meminta sebuah hubungan agar kamu sanggup dan lebih kuat untuk menjaga bahagiaku. Aku hanya memintamu menjadi satu-satunya perasaan yang kukagumi. Satu-satunya perasaan yang bisa menjadi alasan untuk sebuah rasa semangatku. Satu-satunya perasaan yang nanti akan kuceritakan pada orang-orang di masa depanku, bahwa kamu sudah sedia menjaga rasa bahagia ini.
Jangan berubah, karena jika kamu berubah, aku hanya bisa mengenali wajahmu bukan sifatmu lagi.
Tunggulah waktu yang tepat, hingga nanti kutemui kamu dan ucapkan terima kasih karena sudah mampu menjadi tempatku untuk menitipkan bahagiaku.
06/04/2017
Rasanya aku melihat sosok aneh. Sosok yang menawan dengan matanya yang liar dan wajah kakunya yang tampan. Kau tahu, saat itu sekujur tubuhku hanya bergetar hebat tak mampu bergerak. Bibirku berusaha tersenyum dengan kepura-puraan untuk mengarahkan matamu agar melihatku.
Kepada kamu, bolehkah kutitip rasa bahagia ini. Bahagia yang sejatinya bisa di rasakan oleh semua orang. Bahagia yang tak berarti bagimu, bagi mereka, namun sangat berarti bagiku.
Bolehkah aku menitipkan rasa bahagia ini. Walau aku tahu, permintaanku ini bukanlah permintaan manusia yang waras. Namun bagiku, dengan menitipkan bahagiaku padamu, aku bisa sedikit tenang dengan harapan-harapan kecil yang nanti akan berujung nyata atau akan terbang dibawa oleh angan.
Tolong jaga bahagiaku.
Agar aku bisa tenang berjalan menuju tujuanku.
Agar aku bisa lebih fokus pada hal-hal yang seharusnya sudah dapat kugapai.
Dengan kuletakkan bahagiaku padamu, aku bisa sedikit lupa dengan usaha apa yang sudah ku perjuangkan hingga aku bisa meraih bahagia sebesar ini.
Agar aku bisa mencari bahagia-bahagia yang lain, yang nantinya akan kujadikan cadangan saat kamu tak sanggup menjaga bahagia yang telah kutitipkan.
Tidak, aku tak meminta sebuah hubungan agar kamu sanggup dan lebih kuat untuk menjaga bahagiaku. Aku hanya memintamu menjadi satu-satunya perasaan yang kukagumi. Satu-satunya perasaan yang bisa menjadi alasan untuk sebuah rasa semangatku. Satu-satunya perasaan yang nanti akan kuceritakan pada orang-orang di masa depanku, bahwa kamu sudah sedia menjaga rasa bahagia ini.
Jangan berubah, karena jika kamu berubah, aku hanya bisa mengenali wajahmu bukan sifatmu lagi.
Tunggulah waktu yang tepat, hingga nanti kutemui kamu dan ucapkan terima kasih karena sudah mampu menjadi tempatku untuk menitipkan bahagiaku.
06/04/2017
0 komentar