Terimakasih, sembilan belas.

Sumber Foto: Google. [THROWBACK] : Sembilan belas tahun yang lalu, aku lahir tepat pukul 00.10 WIB. Aku dilahirkan secara operasi. I...

Sumber Foto: Google.

[THROWBACK] : Sembilan belas tahun yang lalu, aku lahir tepat pukul 00.10 WIB. Aku dilahirkan secara operasi. Ibu tidak bisa melahirkan aku secara normal, karena posisi tubuhku di dalam perut ibu melintang, bukan seperti bayi-bayi lainnya yang bisa lahir secara normal.
Hari selasa, tepatnya tahun 1998. Tahun Reformasi. Dimana setiap pedagang tidak berani membuka toko mereka hingga larut malam. RSUD Arifin Ahmad juga tidak memiliki persediaan obat yang cukup. Maka dengan terpaksa, saat tengah malam bapak harus keliling kota Pekanbaru dengan taksi hanya untuk menemukan toko obat yang buka, di mana obat itu nantinya akan diberikan kepada ibu.
Bayi yang kata ibu jarang ngompol.
Bayi yang kata ibu nggak punya malu.
Bayi yang kata ibu cengeng.
Bayi yang kata ibu keras kepala.
Bayi yang kata ibu suka main air.
Bayi yang kata ibu tomboy.
Bayi yang kata ibu jarang kapok.
Bayi yang kata ibu nggak pernah takut.
Bayi yang kata ibu nggak suka bubur.
Bayi yang kata ibu paling suka air putih.
Bayi yang kata ibu selalu suka usil.
Bayi yang kata ibu suka penasaran.
Bayi yang kata ibu itu, kini sudah benar-benar tumbuh menjadi gadis dewasa, bu.
Bayi itu sudah berumur 19 tahun, masih  cengeng, masih nggak punya malu, masih keras kepala, masih tomboy, masih suka main air, masih jarang kapok, masih nggak suka bubur (kadang mau karena terpaksa menghargai yang memberi), masih usil banget, masih tetap suka air putih, masih suka penasaran. Bayi itu masih tetap pada sifat-sifat masa lalunya, hanya saja kini ia bukan bayi lagi.

•••

1) Waktu itu aku masih umur satu tahun, baru pintar jalan. Ibu bilang, dulu aku dikira nggak normal karena kalau pas mau jalan, badan aku suka miring sebelah. Ibu takut dan sempat bingung sama kondisi aku, akhirnya ibu punya akal, aku jalan sambil megang dua plastik yang isinya mainan (jadi dibuat biar sama imbang gitu posisi aku) baru deh bisa jalan normal dan badan aku nggak miring lagi😂

2) Pernah juga, waktu itu ibu nyuruh abang buat jagain aku di lantai dua supaya nggak turun lewat tangga. Aku mau turun, tapi dihalangi terus, aku kesal karena jalan aku dihalangi sama abang. Akhirnya, aku tolak abang dan abangpun jatuh dari tangga sampai bawah. (Emang parah banget kelakuan aku).

3) Sangking usilnya, (aku masih kecil juga). Aku lagi duduk di beranda lantai dua sambil main, terus mau pipis, nggak ngomong langsung aja pipis dari lantai dua ke bawah dan kenak kerjaan bapak😂

4) Waktu itu lagi maraton. Masih jam enam pagi, aku berhenti di depan rumah bude tukang urut, dengan usilnya pagar rumah bude itu aku gedor-gedor sampai bude yang punya rumah bangun (dikirain mau ngurut, padahal enggak)😂 

5) Kalau dikasih tiga pilihan air minum. Teh, susuh atau air putih. Aku pilih air putih❤️

Masih banyak cerita-cerita masa lalu yang terlalu indah untuk dilupakan.
Nanti aku ceritakan kembali saat aku duduk bersama seseorang yang mau mendengar ceritaku dan kuulang kembali.

•••

Tepat pukul 00.00 WIB, tanggal 23 Juni. Usiaku berganti menjadi angka 19. Bukan usia yang masih dipenuhi dengan dunia bermain. Kini aku harus benar-benar sadar, mulailah bangun sebuah komitmen atau rencana-rencana untuk masa depanku nanti. Mulailah buat perubahan-perubahan di dalam hidupku. 

Selama 19 tahun berada di dunia ini. Aku ingin mengucapkan Alhamdulillah dan Terimakasih kepada Allah SWT, yang masih memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga aku masih bisa bernafas, membuka mata, berjalan, dan berbicara untuk mengucapkan terimakasih di tanggal 23 untuk yang ke-19 kalinya.
Lalu aku ingin mengucapkan Terimakasih untuk keluargaku, abangku, khususnya kepada Bapak dan Ibu. Rasanya sulit untuk berkata banyak hal tentang ibu dan bapak, namun aku hanya ingin mengucapkan terimakasih. Sehat selalu untuk ibu dan bapak, terus temani perjalan hidup adek, selalu ada di tanggal 23 Juni di tahun-tahun berikutnya. 

Aku juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada orang-orang yang hadir di dalam hidupku. Orang yang tetap tinggal atau memilih pergi lalu meninggalkan bekas luka. Siapapun itu, terimakasih banyak. Karena tanpa kalian sadari, aku telah banyak mengambil pelajaran yang begitu beharga dari kalian. Rasanya terlalu naif untuk tidak mengucapkan terimakasih.

Dan terimakasih untuk semua yang sudah mendoakan aku. Semoga harapan-harapan yang kalian ucapkan didengar oleh Allah SWT, dan aku terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi besok dan hingga nanti.

You Might Also Like

0 komentar