Terimakasih

Hidup kadang seperti cerita dongeng, tapi aku selalu ingin menjadi Cinderella dan punya peliharaan yang bernama Doraemon. Aku selalu suka ...

Hidup kadang seperti cerita dongeng, tapi aku selalu ingin menjadi Cinderella dan punya peliharaan yang bernama Doraemon. Aku selalu suka berada dalam keajaiban. Bertemu orang-orang baik, orang-orang yang menyayangiku, orang-orang yang yang menyakitiku, atau lebih tepatnya orang-orang yang pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan kemudian menghilang tanpa jejak. Keajaiban seperti itu yang jarang aku sadari.


Dalam hidup selalu ada sesuatu yang dibalas. Seperti dua orang yang saling berkomunikasi lewat Whatsapp. Ntah itu balasan yang berupa kebaikan, ntah itu berupa kejahatan. Banyak yang bilang, bahwa hal seperti itu biasa disebut karma.
Maka sering kali pepatah bilang, "Apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tuai"

Lalu, buatlah kebaikan hingga kalian lupa bahwa ada ego yang bersarang di dalam diri. Namun saat ingin berbuat kejahatan, ingatlah bahwa ada hati yang benar-benar tulus menolak untuk melakukan itu.

• • •

11 Agustus 2017, adalah hari terburuk sepanjang hidupku. Hari itu aku sudah menyakiti seseorang yang begitu sayang padaku, begitu peduli padaku, dan begitu perhatian padaku. Kupikir luka yang sudah kubuat tak akan mampu membuat ia mau menerimaku lagi. Namun sejak hari itu juga, aku selalu berpikir bahwa ia mempunyai hati yang sangat baik untuk memaafkan kesalahan yang sudah aku lakukan.

Hari berlalu dan luka-luka itu masih bersarang di dada, ditambah ego yang juga tak mau mengalah. Bukan malu, hanya saja bingung untuk memulai sebuah topik pembicaraan. Bingung menjelaskan, bahkan bingung untuk membuat kesalahan itu benar-benar dapat dihapuskan

• • •

10 September 2017, hari terburuk itu akhirnya berakhir juga. Memang benar bahwa kehidupan seperti roda, kadang berada di bawah dan di atas.
Aku mencoba mengontrol emosiku, membiarkan hati yang menguasai diriku dan menyuruh ego pergi sejauh mungkin walau ia ada dalam diriku.

Aku mengakui kesalahanku, mencoba menjelaskan hal-hal apa yang membuat aku terkadang menjadi tidak suka. 
Dari dulu aku memang selalu benci pada aturan, karena ia tidak membuat aku bisa bergerak bebas. Seringkali dulu aku melanggar setiap aturan yang ada. Hingga suatu hari, ntah kapan, aku baru menyadari bahwa hidup sangat butuh aturan.

• • •

Terimakasih karena sudah memaafkanku. Terimakasih karena sudah menerima aku lagi. Terimakasih karena sudah membiarkan aku menangis dalam pelukanmu dan memberikan pundakmu untuk menopang diriku. Percayalah, kakak adalah orang pertama yang melihat wajah jelekku saat menangis, orang pertama yang kupeluk dalam tangisan, dan orang pertama yang memberikan pundak untuk aku menopang.
Bahkan dengan ibu, aku sendiri hanya menangis dalam selimut atau menutupi wajahku dengan bantal. Aku tak pernah mau menangis dalam pelukan ibu karena ibu selalu suka meledekku, aku tak pernah bersandar pada pundak ibu saat aku benar-benar lelah, namun ibu hanya duduk di depanku lalu mendengarkan setiap ucapan dari bibirku. Aku tak pernah benar-benar melakukannya dengan ibu.
Sekali lagi terimakasih karena sudah mau kupeluk dalam tangisan.
Jangan ingat-ingat wajah jelekku tadi, percayalah nanti nggak bisa tidur, hehehe.

Terimakasih sudah menjadi orang baik yang benar-benar peduli akan diriku. Berjanjilah untuk tetap seperti itu dan jangan pernah berubah😉

sudahlah, aku ingin terlelap dalam mimpiku dan melupakan hari-hari buruk kemarin. Aku berharap hari buruk itu tak akan pernah datang lagi, karena sudah berhasil kuusir..

You Might Also Like

0 komentar