Perasaan Abu-Abu

Sumber Foto: Google. "Semacam Teman tapi Terlalu Dekat, Semacam Rindu, tapi Kita Ini Siapa?" Perasaanku berkata se...

Sumber Foto: Google.


"Semacam Teman tapi Terlalu Dekat,
Semacam Rindu, tapi Kita Ini Siapa?"

Perasaanku berkata seperti itu. Perasaanku tahu bahwa tak ada alasan untuk percaya bahwa dekat bukan hanya perihal cinta. Teman dan sahabatpun begitu.
Tapi bagaimana jika perasaanku rindu?
Yang kutahu, aku hanya diam dan membisu sambil membayangkan dirimu tersenyum padaku.

Disaat orang lain mengungkapkan perasaannya lewat foto dan caption yang tidak saling terhubung, aku hanya berani menulisnya di sini, di dalam diary digitalku. Aku tak berharap kamu akan membacanya. "Jangan buang-buang kuotamu demi membaca tulisanku ini,"
Tapi jika kau membacanya, sekali lagi aku hanya bisa berharap tidak ada yang berubah dari dirimu.
Jangan terlalu jauh (Nanti aku rindu).
Jangan terlalu dekat (Nanti aku sayang).
Tetap di sana, berdiri di tempat ternyamanmu saat bersamaku.

Perasaan itu memang tidak bisa di ucapkan, tertutup rapat oleh bibir yang kaku. Perasaan itu juga tidak bisa ditebak, saat kau hadir tepat di sampingnya, ia menjadi putih. Saat kau pergi menghilang tanpa kabar, ia menjadi hitam dan berduka. Tapi ketika aku sedang memikirkanmu, ia menjadi abu-abu. Perasaan itu ntah tersimpan di dada atau di kepala.
Namun aku ingin melukiskan perasaan itu, lewat kalimat yang kutulis sambil membayangkan wajahmu.

•••

Dear Kamu
Ada sebuah cerita yang ingin kusampaikan. Disaat aku ingin bekata, namun bibirku memilih bungkam tak bersuara. Akhirnya aku memilih diam, disetiap ada perasaan bimbang muncul di dalam hatiku. Aku tahu, tidak seharusnya aku menceritakan cerita ini, tapi rasanya sesak saat aku memilih untuk menyimpannya di dada.

Saat itu perasaanku biasa saja. Hambar dan tak berasa. Tapi perasaan selalu berubah-ubah, bukan? (Kau pasti tahu itu).
Empat tahun yang lalu aku memilih untuk tidak jatuh cinta lagi. Karena setiap kali aku jatuh cinta, aku selalu dibodohi oleh cinta itu sendiri. Ntah sejak kapan aku merasa menemukan sebuah penghargaan saat bersamamu. Kamu membuat aku merasa nyaman dan terlindungi. Aku ingin bilang : Terimakasih, karena berhasil membuat aku jatuh cinta lagi.
Walau kamu belum memberitahuku, apakah benar kamu membuatku jatuh cinta lagi?

Banyak yang menyuruhku untuk berkata langsung padamu, agar mempermudah menjelaskan sebuah perasaan abu-abu itu. Tapi aku memilih untuk menulisnya di sini, di dalam diary digitalku. Kau tahu, aku pengecut. Aku tidak akan pernah pandai untuk menunjukkan perasaan-perasaan itu.

Aku ingin bertanya padamu. Kenapa perasaan abu-abu itu muncul di dalam hatiku? Aku tidak bisa menemukan jawabannya. Apa kau tahu jawabannya?

Aku tak tahu, apakah kau benar-benar mengejarku atau hanya aku yang merasa dikejar olehmu. Karena bukan aku yang butuh kepastian, tapi hatiku.

Baiklah, atas sebuah rindu dan perasaan abu-abu, tolong baca baik-baik : Aku Mencintaimu.


-Kinan-

You Might Also Like

2 komentar

  1. wah tak bisa berucap langsung lewat tulisan, boleh deh kirimi dia puisi cinta

    BalasHapus
  2. Malu kalau dikirim puisi cinta, mba. Hehehehe

    BalasHapus