Apa Kabar Kisah Kita?

Sumber Foto: Google. Bukan aku ingin menggulung benang yang sudah jauh terulur panjang. Bukan aku ingin menggali kenangan yang sud...

Sumber Foto: Google.

Bukan aku ingin menggulung benang yang sudah jauh terulur panjang.
Bukan aku ingin menggali kenangan yang sudah terkubur dalam.
Bukan aku ingin berbalik kebelakang untuk mundur dan mencoba berlari kembali mengejar kisah-kisah usang yang tak akan mungkin kembali menjadi cerita.

Aku hanya suka menyapa kisah yang pernah terjadi dan kini kusebut kenangan.
Aku baik-baik saja berdiri sendiri dan berjalan maju tanpa kusadari kisah kita sudah lama berlalu.
Aku juga telah lupa, kisah kita kuletak pada halaman berapa di dalam perjalanan panjangku.
Tak masalah aku melupakan halaman itu, tapi aku masih ingat, bahwa kisahmu dan kisahku pernah menjadi kisah kita.

Terkadang aku bukan sengaja datang ke tempat-tempat yang pernah kita lalui bersama.
Aku hanya bahagia, bahwa tempat itu punya cerita untuk kisah kita. Tempat yang akan berbicara bahwa ia masuk ke dalam bagian dikisah kita.

Terkadang aku suka kembali melihat wajah yang selalu kurindukan.
Bukan aku ingin kembali padamu, hanya saja aku bahagia bahwa kamu menjadi bagian dari perjalanan cerita-ceritaku.
Walau aku tahu, tentangmu telah terhenti lama di suatu tempat yang tersimpan di dalam kenangan.

Sesekali aku juga suka membaca tulisan-tulisan di dalam buku diaryku yang bertuliskan rasa cinta untukmu.
Rasa cinta yang telah lama usai dan tersimpan di dalam kotak-kotak masa lalu.
Aku senang saat membaca pesan-pesan lama tentangmu yang rindu padaku, tentangmu yang mengungkapkan cinta padaku, tentangmu yang tak ingin kehilanganku, tentangmu yang akhirnya memutuskan pergi dariku.

Sama sekali aku tak ingin kembali ke sana lagi. Aku bahagia di sini, menoleh ke belakang sesekali dan menyapa masa lalu itu, ia baik-baik saja di tempatnya.

Aku hanya sedang ingin menyapanya. Melihat ia, si kisah kita. Walau terkadang banyak yang bilang bahwa aku tak bisa melupakanmu, benar saja, aku memang tak bisa lupa, namun kini aku sudah terbiasa bahagia dengan diriku sendiri. Buat apa aku memaksakan lupa, jika akhirnya ingatan-ingatan masa lalu itu sering kali hadir lalu menghantui tidur lelapku.

Tapi, percayalah, kini kisah kita hanya bagaikan secangkir espreso bagiku.
Tak ada makna apa-apa lagi, hanya ada luka di sana, hanya ada pengalaman-pengalaman yang dapat diambil pelajarannya. 
Aku hanya cukup bahagia, bisa melewati semua kisah-kisah kita dan akhirnya kini hanya kisahku yang bercerita.

You Might Also Like

0 komentar